Minggu, 24 April 2011

Abdurrahman Bin auf : Sang Pemimpin Orang Orang Kaya Di Surga


Abdurrahman bin auf merupakan salah seorang dari sepuluh orang yang diberi kabar gembira masuk surga.  Beliau Juga termasuk  orang yang pertama kali masuk islam.  Abdurrahman bin auf  Termasuk orang kaya yang bersyukur, setelah dulunya   adalah orang fakir yang bersabar.

Abdurrahman  bin auf    hijrah  ke madinah dalam keadaan fakir,tidak memiliki apapun .Kemudian Rasulullah S.A.W mempersaudarakannya  dengan Sa’ad bin  rabi . Sa’ad pun menawarkan  kekayaannya  kepada Abdurrahman  Bin auf  dan menceraikan yang  paling cantik diantara istrinya dengan Abdurrahman Bin auf.

    Ketika itu Abdurrahman bin auf berkata kepada Sa’ad , Semoga Allah memberikan barakahNya kepadamu,keluargamu, da hartamu.  Akan tetapi , tunjukkan kepadaku  pasar,” maka diapun  pergi ke pasar untuk berjual beli dan mendapatkan keuntungan.  Tak lama  kemudian , dia menjadi orang kaya yang banyak harta nya, yang dia gunakan lagi  hartanya itu untuk berdagang  sampai ia menjadi pedagang yang besar Di Madinah .
      Kemudian setelah ia menjadi pedagang yang sukses, ia senantiasa bersyukur kepada Rabbnya dengan banyak bersedekah .Pada masa Rasulullah S.A.W ,Abdurrahman bin Auf menyedekakan sebagian hartanya ,empat ribu,kemudian disusul dengan empat  puluh ribu dinar , kemudian menyumbangkan lima ratus ekor kuda dijalan Allah dan bersedekah lagi dengan seribu lima ratus ekor kuda untuk berperang di jalan Allah dan kebanyakan hartanya berasal dari hasil perdagangannya .
        Abdurrahman Bin Auf benar benar menyadari keutamaan dan kenikmatan. Yang diberikan oleh Allah kepadanya.
       Sesungguhnya Abdurrahman bin Auf  tidak bertambah hartanya kecuali dia  bertambah  rendah hati kepada saudaranya sesama muslim. Dikisahkan oleh sa’id Bin Husain ‘’Adalah Abdurrahman bin Auf  tidak dikenal  bila berada diantara budak budaknya ‘’
Abdurrahman Bin auf mempunyai sifat takut  kepada Allah  dengan meninggalkan sebagian besar hartanya karena hartanya tidak menyibukkannya dari ketaatan kepada rabbNya ,bahkan apabila bertambah Hartanya bertambah pula ketakutannya kepada Allah.
      Diantara rasa takutnya yang besar , Abdurrahman bin auf berkata,’’ kami diuji dengan kesempitan , lalu kami bersabar dan kami diuji dengan kelapangan lalu kami tidak bersabar.’’Termasuk pula diantara rasa takutnya yang besar, apabila didatangkan padanya tambahan harta yang baru ,dia memperbanyak kebaikan dan mendekatkan diri kepada Rabb pemilik langit dan bumi.
            Suatu Ketika ,ada seorang yang berkata,’’Seribu  unta ini didatangkan untukmu dari Mesir.
     Abdurrahman Bin auf pun berkata ,’’Ini semua sedekah bagi para janda Di Madinah’’
             Abdurrahman Bin auf bermimpi xengan sebuah mimpi yan akan mengingatkan  dekatnya ajalnya.Suatu ketika Abdurrahman Bin auf pingsan  ,sampai orang orang menyangka beliau telah meninggal.Merekapun berdiri di sisi beliau dan memuliakannya . tiba Tiba beliau sadar  dari pingsannya sambil Bertakbir, keluarganya turut bertakbir, kemudian  beliau bertanya kepada mereka
‘’Apakah baru saja aku pingsan?’’
‘’Ya’’ jawab mereka
        
Beliau  berkata lagi,’’kalian benar,ketika aku pingsan ada dua orang yang  membawaku pergi ,  keduanya nampak berperangai kasar dan jahat, mereka berkata ,’’ mari kita pergi ,kami akan menghakimimu  di hadapan Allah.”  Keduanya pun membawaku pergi sampai bertemu ddengan seorang laki laki , maka laki laki itu bertanya ,’’Kemana kalian hendak membawa orang itu?’’
       Keduanya menjawab  ,’’ kami akan menghakiminya  di hadapan Allah”
       Berkata orang itu,’’ kembalilah , karena dia termasuk orang yang  ditetapkan oleh Allah mendapatkan kebahagiaan dan ampunan , ketika mereka masih dalam perut ibu mereka dan sesungguhnya keturunannya itu akan diberi kesenangan  dengan apa yang dikehendaki oleh Allah.’’
    Setelah itu Abdurrahman bin auf hidup selama satu bulan. Kemudian wafat pada tahun 32 H dan dikubur di perkuburan baqi’

Sumber: 10 Sahabat Pemetik Janji Surga






Pahlawan Jembatan Furat


Kisah ini terjadi  sepeninggal Rasulullah S.A.W, Tepatnya  dimasa kepemimpinan Khalifah Abu bakar Ash-Shiddiq dan Umar Bin Khattab. Kaum muslimin meraih kemenangan gemilang atas  negeri Irak.
Tinta Emas   sejarah mencatat  nama panglima perang Khalid Bin walid dan Iyadl bin Ghunam dalam lembaran  sejarah kejayaan islam 
Sebelum melakukan penyerbuan  , terlebih dahulu panglima kaum muslimin mengirimkan  surat kepada para pemimpin kaum kafir . surat surat itu berisi ajakan untuk masuk islam atau tunduk dalam naungan islam ataukah saling berperang .’’ Perang tta masuk islam’’
Alhamdulillah dengan pertolongan Allah , tentara kaum muslimin berhasil menaklukkan  Parsi dengan gagah berani . pada saat itu parsi dan Romawi adalah dua negara adidaya yang memiliki bala tentara yang sangat tangguh . Dengan ditaklukkannnya Parsi ,maka wilayah yang berada dalam naungan pemerintahan Islam semakin luas dan dakwah tauhid dapat tersebar di bumi Allah .
Setelah berhasil menalukkan Parsi, panglima Khalid Bin Walid tinggal disana selama kurang lebih Satu tahun dua bulan . beliau berhasil memimpi kaum muslimin  menguasai kota hirah   dan berddakwah disana serta membangun markas tentara Islam.  Setelah itu beliau mempersiapkan tentara muslimin  untuk melakukan tugas berikutnya, yaitu Yarmuk Dan Romawi.
Maka tak berselang lama setelah itu bergeraklah tentara muslimin untuk berperang melawan tentara Romawi di Yarmuk .
               Alhasil,terjadilah pertempuran sengit di yarmuk .di tengah terjadinya pertempuran yang berkecamuk tersebut , tersiar kabar bahwa Khalifah Abu Bakr telah wafat . kekhalifahan  kemudian digantikan oleh amirul mukminin Umar bin Khattab  . kabar wafatnya kekhalifahan Abu Bakar As-shiddiq memang menyedihkan bagi tentara  muslimin,  tetapi mereka tetap bersemangat dalam pertemupuran.  Khalifah Umar saat itu menghendaki pergantian pimpinan pasukan untuk mengkader ( membentuk generasi penerus) dalam keemimpinan pasuakan .
Waktu  Kekhalfahan Umar pun terus berlangsung. Pasukan Abu Ubaidah bersama Khalid Bin walid  mendapatkan tugas baru untuk menghancurkan Romawi di Damaskus .  sementara itu di Syam masih banyak  tersisa pasukan musuh .
Khalifah Umar  kembali  mengirim pasukan untuk menghancurkan sisa pasukan  Parsi  dibawah pimpinan Mutsannah  Bin Haritsah . maka terjadilah peperangan kembali peperangan kembali di irak . pasukan parsi saat itu dikomandai  oleh panglima perang yang bernama Rustum . Kedua pasukan pun bertemu Di sungai Furat ( sekarang Eufrat  ).
Untuk memperkuat pasukan Mutsannah Bin Haritsah Khaliifah Umar  kembali mengirim pasukan  dibawah pimpinan Abu ubaidah  . Abu Ubaidah bersikeras untuk memperbaiki jembatan furat agar dapat mengarahkan pasukannya menyeberangi sungai furat  melalui jembatan Furat.   Keputusan bulatnya  untuk menyeberangi sungai Furat  itu ternyata  menimbulkan pro kontra.  Sebagian pasukan  tidak  setuju  bila tentara muslimin harus  menyeberangi  sungai Furat untuk Menggempur musuh dan sebagian lagi setuju.   Tapi keinginan Abu ubaidah tak dapat  bisa dibendung lagi, sehingga  dari pertempuran itu berakibat fatal, dimana gugurlah para pejuang  Islam sebanyak 4000 orang, sedang di pihak musuh sebanyak 6000 orang.

Mendengar berita pasukan kaum muslimin  bercerai berai, Khalifah  Umar  mengirimkan pasukannya kembali untuk membantu pasukan mslimin disana. Maka  pertempuran yang kedua kalinya  berkobar lagi.  Kali ini Strategi  Mutsannah Bin Haritsah lebih berhati  hati karena  mengambll pelajaran  dari rekan seperjuangannya yang gugur pada peristiwa jembatan Furat  yaitu Abu Ubaidah AS Saqafy.
Seluruh  pasukan muslimin  ia kumpulkan dan nasehati agar tetap bersatudan berani  menghadapi musuh.   Mutsannah Bin Haritsah bersiap dengan penuh kesiagaan . Setelah itu pasukan  Parsi  ditantangi untuk menyeberangi  jembatan furat untuk  menghadapi kaum muslimin .
Tatkala pasukan Parsi  mulai bergerak menyeberangi Furat , dengan cepat pasukan muslimin  menyerang mereka  dan memutuskan jembatan furat itu sehingga  pasukan Parsi  banyak yang tewas dalam pertempuran tersebut.  Akhirnya pasukan Persi dibawah komando panglima perang Rustum berhasil ditaklukkan . Rustum pada pertempuran itu juga terbunuh.   Panglima Mutsannah Bin haritsah mengalami luka luka disekujur tubuhnya dan akhirnya gugur sebagai seorang Syuhada (  Orang yang mati syahid ).
Kemenangan  gemilang  kaum muslimin  itu menjadikan hampir seluruh  negeri Parsi dapat  dikuasai oleh kaum muslimin . Pasukan pimpinan Mutsannah Bin Haritsah kemudian bergabung dengan pasukan  yang dipimpin oleh Sa’ad Bin Abi waqqash di Qaddisiyah  untuk  melanjutkan pertempuran  melawan kerajaan melawan kerajaan Parsi.

 Sumber : Majalah Al Wildan